Malampun menjelma menjadi pagi yang indah dan dingin.Irama nyanyian burungpun berpacu di luar sana, mereka merasa ikut mmenyambut indahnya alam kota Bukittinggi. Dari dalam kamar alarm Lia berteriak sekencang-kencangnya, liapun menyadarinya, tapi antara sadar dengan nggak, Lia memetikan bunyi Alarmnya, dan langsung menarik selimut yang udah jauh dari badannya untuk metupi tubuh mungil yang di tusuk oleh hawa dingin pegunungan yang mengelilingi kota Bukittinggi. Tidr Lia makin nyenyak, dia tak sadar kalo hari ini dia sekolah dan tugas Ekonominya tadi malam belum kelar, kalo tugasnya belum kelar dia taka akan di perbolehkan masuk oleh bu Tini, nama Guru Ekonomi yang lumayan galak di sekolahnya. Tapi di balik sikap galaknya itu bu Tini adalah seorang guru yang berusaha bersikap tegas terhadap muridnya agar muridnya bisa lulus UN yang nilai kelulusannya adalah 4.25. Dan berharap bisa tembus di PTN terbaik di Indonesia. Tapi para muridnya menyalah artikan kegalakan Ibu itu, ya termasuk Lia. "Lia bangun....udah jam berapa ni???" teriak mamanya dari luar, tapi usaha tersebut tak bisa mengusik tidur nyeyak lia, akhirnya mamanya menggedor pintu kamarnya "tok...tok...tok..dung....dung..." akhirnya Lia kaget dan berteriak dari kamarnya...."iya......". Lia pun melihatnya jam dinding yang menggelantung di kamarnya, jarum jam menunjukkan jam 06.15 WIB. Lia langsung terduduk dan membelalakkan mata"OMG....aku telat.....akkh......". Dengan mata yang masih sembab Liapun lari kekamar mandi yang berada nggak jauh dari kamarnya, sambil berjalan dia menggerutu...."ya....kok aku ga di bangunin sich??". Mama yang mendengar gerutuannya Lia langsung berkomentar, "kan udah dari tadi mama bangunin, kamunya aja yang tidak dengar, mungkin kalo pintunya ga mama gedor pasti sampai sekarang kamu ga bakalan bangun".
Di kamar mandi Lia menyalakan air dan langsung menyiramkan air yang ada di bak mandi itu ke badannya "Uh....Di...ngin...." ujarnya dari dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian Lia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang berbentuk baju. "Kamu udah mandi lia?" tanya mama sama lia, "Udah ma...","lah kok cepat amat ya??" kata mama dalam hatinya. "Dasar Lia..lia..." mulut mama bekomat kamit sambil gelengkan kepala.
Jam sudah menunjukkan Angka 7, Lia pun bergegas memasang sepatu dan lari ke meja makan, hanya mama yang tinggal, adiknya udah pada berangkat dari tadi, Lia sangat berbeda dengan adiknya yang di siplin dengan peraturan sekolah. "eh kamu ga sarapan dulu?" kata mama sambil menjabat tangan anaknya, "ntar aja ma...aku udah telat...." jawab Lia sambil lari dari rumah keluar.
Dari rumah keangkot Lia harus menepuh perjalanan kaki sepanjang 200 m, dan itu sangat bikin lia deg degan. Tak ada lgi teman Lia yang belum berangkat, semua udah pada berangkat. Di pertigaan Lia menunggu jemputannya alias ankot. Tak lama berselang Lia melihat sebuah angkot menuju kearahnya, tapi ternyata Angkot itu adalah angkot yang selama ini di hindari oleh Lia dan temannya yang satu arah dan angkot dengannya, angkot itu adalah angkot zaman baholak, yang masih bisa di jalankan dengan bunyi yang sangat memekakkan telinga"nyit nyet,nyit nyet..." begitulah bunyi mobil yang udah sewajarnya di museumkan, tapi masih aja di pake. Mobil itu mirip banget sama mobil mobil yang ada di film india lama....hahahaha.
Dengan terpakasa menaiki angkot tersebut, dan berharap sampai sekolah tidak terlambat dan masih ada waktu buat ngerjain tugas bu Tini yang galak tersebut, 'mudah-mudahan aku ga telat....dan mudah mudahan tidak ada satupun teman saya yang melihat saya naik angkot kerajaan ini" kata hati Aulia dengan raut wajah yang sangat tegang karena takut terlambat. Teaman-teman Lia mengatakan angkot jelek itu adalah Mobil Kerajaan karena bentuknya yang unik. bangu sopirnya lebih rendah di banding bangku penumpang, jadi kayak anak tangga gitu, dan penumpangnya berhadap hadapan gitu duduknya, menghadap ke depan dan kebelakang.
Didalam angkot Lia masih aja melihat jam tangan yang di gunakannya, dan terus begitu, akhirnya sampai juga Lia di sekolah unggulan tersebut. Jarak dari rumah ke sekolah Lia kira kira 12 menitlah. Dengan sigapnya lia keluar dari angkot, Lia bak seorang putri yang turun dari mobil kerajaan hahaha...... Lia langsung memberikan ongkos dan Lari ke Pagar sekolah, dan Alhamdulillah, bel sekolah belum berbunyi dan Lia masih bisa masuk dengan aman. Dengan nafas yang ngos-ngosan, Lia meletakkan tas ranselnya yang ukurannya sebesar badannya juga kali....saking besarnya tas tersebut dari belakanga Hanya kepalanya aja yang keliatan..."aung,........"bel masuk pun berbunyi. "Ya udah masuk...." kata lia dengan tampang memelasnya. "Eh Dian, tugas ekonominya udah selesai belom??" teriak Lia dari tempat duduknya. Dian adalah teman Lia dari kelas 2 dan lumayan akrab sama Lia, Dian Ini sangat tomboy, dia paling anti yang namanya bedakan, pake rok (kalo ke sekolah karena terpakasa aja, coba aja kalo ke sekolah cewek boleh pake celana, mungkin Dian akan menggunakan celana ke sekolan). "Udah.....emang napa??kamu belum ya??"jawab dian dari bangkunya yang hanya berjarak 2 meja dari Lia duduk,. Hari itu Lia dan Dian tidak sebangku, karena jatah ahri ini adalah Lia sama Indah, sedangkan Dian sama Benny. Mereka harus gantian duduknya karena jumlah cowok dan cewek di kelas itu ganjil, jadi salah satu diantara mereka harus ada yang duduk berpasangan. Lia, Dian, Indah, dan Benny emang agak akrab, makanya kami rolingnya berempat dari pada ribut ntarnya, mending ambil inisiatif aja.
Dengan kecepatan Kuda Lia menyalin tugas temannya tersebut, Lia berharap semoga Bu Tini datangnya agak telat....Tapi harapan Lia berbeda dengan Kenyataan, Baru aja Lia menulis satu jawaban Bu Tini Sudah datang "Assalamuallaikum" sala bu Tini kepada murid-muridnya dengan raut wajah biasa dan udah agak keliatan keriput karena udah mencapai kepala 5 alias 55 tahun. Jadi ga lama lagi beliau akan pensiun dari sekolah yang telah memperkerjakan beliau selama lebih kurang 20 tahun. "Waalaikum salam" jawab murid sekelas. Lia pun sontak kaget mendengarnya, dan mimik wajahya berubah jadi takut kalo kalo dia bakalan di usir keluar kelas, atau paling minim di setrap di depan kelas lah, kayak anak SD aja, padahal udah SMA.
"Kelurkan tugas yang saya berikan kemaren" perintah bu Tini dari depan kelas. Para murid mengeluarkan tugas mereka. "yang tidak mengerjakan tugas saya persilahkan untuk keluar dari ruangan ini. "matilah...."kata Lia dalam hatinya. Tugaspun di kumpul ke meja guru, untuk di periksa, bu tini menyuruh ketua kelas untuk menghitung berapa jumlah tumppukan buku yang berada di mejanya tersebut. ternyata hanya 34 buah, di kelas itu jumlah murid nya adalah 35 orang. "Ada yang tidak masuk??" tanya bu Tini lagi. "tidak ada bu" jawab salah satu murid di kelas itu. "berarti ada yang tidak mengumpulkan tugas dari saya??" dengan suara lantangnya bu Tini bertanya. Dengan terpaksa Lia mengangkata tangannnya "Saya bu" jawab Lia dengan muka takut bercampur capek karena habis larian dan langsung ngerjain tugas."Kamu silakan keluar...." denagn tegasnya bu Tini mengeluarkan perintah buat Lia.Tanpa bisa membantah sedikitpun Lia dengan lunglai melangkahkan kakinya keluar kelas. Sampai di luar kelas Lia langsung ke kantin...."Ah mending ke kantin aja kali...dari pada ntar ketemu sama guru yang lain, trus di tanya-tanya lagi" kata benaknya Lia dengan muka yang sangat menyedihkan.
"Bu...." suara Lia menriakan ibu kantin dari pintu kantin, "ya...." jawab seorang ibu paruh baya yang masih bisa memasak makan yang enak buat anak SMA ini. "kok kamu nggak masuk Lia??" tanya bu suminah... "nggak bu..." dengan muka suntuknya Lia menjawab.... "Bu saya mau makan.....Nasi gorengnya udah ada belum bu??" lanjutnya, "iya nich lagi ibu siapin....tunggu bentar ya"jawab bu sumiah sambil jalan ke etalase tempat nasi gorengnya. Tak lama kemudian bu samiah datang dengan membawa satu piring nasi goreng yang dilengkapi dengan telor ceplok sama sayur dan tomat yang rasanya kayaknya enak banget. "Ni Aulia...."sambil menaruh nasi goreng di meja tempat Aulia duduk dan mmelanjutkan pertanyaan " kamu mau minum apa?", "es teh manis hangat ajja bu...." jawab lia sambil menagduk nasi goreng yang di tambah saos sama dia. Tehnya datang Lia lagi lahap lahapnya makan nasi goreng buatan bu Suminah. "Uh enak juga ya ga masuk" otak licik Liapun berpikir dengan begonya, dengan mimik yang senyum ga jelas. Tak lama kemudian bel jam pertama udah berbunyi. Dengan cepatnya Lia ngucap "Alhamdulillah....akhirnya berkhir juga hukuman aku..."ucap Lia. dan Lia meneriakkan ibu Saminah, "Bu saya mau bayar....." dengan cepat bu samiah mendatangi Lia, "ni bu dengan menyodorkan uang 10.000 sama bu Saminah, makasih Makasih ya bu " ucapnya sambil berlalu dari kantin di pojokkan sekolah itu.
Sampai di kelas Dian langsung menyamperin Lia, "kamu dari mana aja tadi Lia?", Saya ke kantin bu Suminah, biasa makan nasi goreng kesukaan, lumayan lah buat isi kampung tengah (lambung) hehehe" jawab Lia sambil tersenyum lebar. Pertukaran jam pun berlanjut, pelajaran selanjutnya adalah pelajaran Antropologi, pelajaran yang ga jauh dari pelajaran sejarah, tapi itu masalah adat istiadatnya lah. "Habis ini kita belajar sama bu Ratna ya??" tanya Lia sama Indah. "iya.."dengan singkat padat Indah menjawab pertannyaan temannya itu. Bu Ratna pun datang, langsung masuk dan ke meja guru manroh buku yang di bawa dari ruang guru. Kita akan membahas pelajjaran halaman 66. Dengan semangatnya bu Ratna memberikan ilmu sama anak didiknya. MUrid semuanya mendengarkan pelajaran dengan kusuknya, termasuk Lia yang dengan diamnya menyimak apa yang di bilang sama bu Ratna. Lia kan termasuk anak yang ga bisa diam di kelas. Jam Pelajaran pun berakhir, "Lia, saya mau ngomong sama kamu sebentar" kata bu Ratna dari meja nya, liapun datang ke meja bu Ratna, dan temannya yang lain keluar untuk istirahat. "Lia, kamu kenapa tadi nggak masuk mata pelajarannya bu Tini?" tanya bu Ratna. "Saya,...saya...saya tidak mengerjakan tugas bu..."kenapa kamu ga ngerjain tugas?", "saya sudah berusaha mengerjakan semalam bu, tapi saya mengalami kendala dalam mengerjakannya, saya udah berusaha, tapi tetap aja saya ga bisa menjawab soal tersebut" jawab Lia sambil menundukkan kepalanya. "Ya kamu kan bisa menayakan sama bu Tini di kelas kamu kalo kamu nggak mengerti dengan pelajarannya"dengan muka yang sangat ke ibuan iya memberikan nasehat kepada muridnya. "Kamu udah kelas 3, kamu mau klo kamu nggak lulus??" lanjut bu Ratna, Lia hanya tertunduk diam mendengar nasehat yang di berikan oleh wali kelasnya itu. "Iya bu saya akan belajar lebih giat lagi..."jawab Lia dalam keadaan masih tertunduk. "Pokoknya hanya berapa bulan ini saja kamu di suruh belajar dengan makasimal, habis itu kamu mau ngapain juga terserah kamu, ibu ga mau ada murid didik ibu yang ga lulus" kata bu Ratna lagi, Lia masih saja tertunduk dan hanya menganggukkan kepalanya. "Yaudah kamu sekarang boleh istirahat lagi, lain kali ibu ga mau lagi dengar ada guru yang ngomongin kamu tentang hal yang yang tidak enak di dengar oleh kuping saya". Iya bu, jawab Lia. Bu Ratna Bangun dari tempat duduknya dan langsung menuju pintu keluar, di belakangnya diikiuti oleh Lia yang masih lunglai.
Sesampai di luar dia mencari temannya, tapi ternyata pada ga ada, akhirnya dia mencari ke koperasi siswa (Kopsis), Dian, Indah, dan Benny ternyata lagi asyik makan cemilan di sana. "Tadi di apain sama bu Ratna kamu?" tanya Dian. "cuma di nasehati doang..." jawab Lia. "Mang ga di omelin kamunya?" imbuh Benny, "ga....cuma di nasehati doang..." jawab Lia dengan muka tanpa senyuman. Bel tanda masukpun berbunyi, para siswa langsung masuk kelas untuk melanjutkan mata pelajaran selanjutnya.
Pelajaran terus berlanjut dan jarum jam sudah menunjukkan jam 12 siang, jadwalnya shalat zuhur, dan masih banyak siswa yang ke kantin untuk makan, mungkin karena belum makan siang tadi kali ya.... Jam selanjutnya, inilah saat yang paling malas, karena udah jam terakhir,jadi ingatannya pada Keluar semua. Apalagi Lia yang Udah ga konsen sama pelajaran yang diajarkan, karena Anak kelas lain udah ada yang bubar. Termasuk kelas IPA1, dan dia melihat Gilang berjalan bareng temannya satu kelas. Makin males lah ini otak buat nerima pelajaran.
Tapi akhirnya kelas IPS 1 juga bubar, teriakan murid ini bikin gempar sekolah, karena mereka senang banget kalo udah keluar kelas. "Uh akhirnya selesai juga ni pelajaran..." celetuk Benny dengan leganya. "mau barengan ga pulangnya?" tambah Benny lagi sambil memukul pundak Lia. Lia kaget dan lansung ngejawab dengan suara lantang "Iya....aku bareng aja sama kamu....". Lia dan Benny pulang dengan sepeda motor yang di kendarain oleh Benny, Benny sangat suka ngobrol di motor sambil tangannya ikut bergerak dan lama lama bisa masuk jurang tu motor sama dia. Tapi alhamdulillah akhirnya Lia dan Benny sampai juga di rumah dengan selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar